MEDISINA Jurnal Keperawatan dan Kesehatan AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 1 Februari 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETERATURAN BEROBAT PASIEN TUBERKULOSIS DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS SUMBERJAYA  KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2014

Oleh: Ade Tedi Irawan

(Dosen AKPER YPIB Majalengka)

ABSTRAK

 

Tingginya kasus tuberkulosis perlu mendapatkan perhatian serta penanganan dengan tepat karena infeksi tuberkulosis tidak hanya menyerang paru-paru atau saluran pernapasan, tetapi dapat menimbulkan komplikasi yang cukup serius pada organ lain termasuk tulang dan otak. Salah satunya dengan meningkatkan pengobatan pasien tuberkulosis secara teratur. Kasus tuberkulosis di Kabupaten Majalengka pada tahun 2013 paling tinggi terdapat di UPTD Puskesmas Sumberjaya yaitu sebanyak 71 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keteraturan berobat pasien tuberkulosis di wilayah kerja UPTD Puskesmas Sumberjaya Kabupaten Majalengka tahun 2014.

Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien tuberkulosis bulan Maret-April di wilayah kerja UPTD Puskesmas Sumberjaya Kabupaten Majalengka sebanyak 265 orang dan sampelnya sebanyak 73 orang (proportional too size). Uji hipotesis yang digunakan uji chi square pada α = 0,05.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurang dari setengahnya pasien tuberkulosis di tidak teratur berobat (42,5%), berpengetahuan kurang (45,2%) dan berjenis kelamin laki-laki (49,3%), serta sebagian besar pasien berusia > 35 tahun (83,6%). Ada hubungan antara pengetahuan (r value = 0,033), usia pasien (r value = 0,030) dan jenis kelamin pasien (r value = 0,046) terhadap keteraturan berobat pasien tuberkulosis di UPTD Puskesmas Sumberjaya Kabupaten Majalengka Tahun 2014.

Perlu upaya untuk meningkatkan pemberian informasi pada pasien tuberkulosis melalui cara yang lebih menarik seperti dengan poster atau brosur disertai gambar-gambar yang berkaitan dengan pengobatan tuberkulosis agar pengobatan pasien sesuai dengan teratur.

Link Download

MEDISINA Jurnal Keperawatan dan Kesehatan AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 1 Februari 2015

MEDISINA Jurnal Keperawatan dan Kesehatan AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 1 Februari 2015

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014

Oleh:

Tresna Komalasari

ABSTRAK

 

Teknik relaksasi dengan pernafasan dapat mengendalikan nyeri dengan meminimalkan aktifitas simpatik dalam sistem saraf otonom. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di RSUD Majalengka bahwa pasien yang mendapatkan relaksasi saat perawatan luka menyatakan bahwa rasa nyeri yang dirasakan berkurang dibanding sebelum relaksasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post operasi laparatomi saat perawatan luka di RSUD Majalengka Tahun 2014.

Penelitian ini menggunakan quasi eksperimen dengan desain one group pre test-post test design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien post operasi laparatomi di RSUD Majalengka pada bulan Mei sampai dengan Juni tahun 2014 dan didapat jumlah sampel sebanyak 34 responden. Uji hipotesis yang digunakan yaitu uji T-berpasangan (Paired t-test).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas nyeri pada pasien post operasi laparatomi saat perawatan luka sebelum teknik relaksasi diperoleh rata-rata sebesar 6,176 dan sesudah teknik relaksasi diperoleh rata-rata sebesar 4,117. Terdapat pengaruh teknik relaksasi terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post operasi laparatomi saat perawatan luka di RSUD Majalengka Tahun 2014 (r value = 0,000).

Teknik relaksasi dapat dijadikan sebagai salah satu terapi yang bisa diberikan pada setiap pasien post operasi laparatomi saat perawatan luka untuk mengatasi intensitas nyeri yang dialami oleh pasien.

Link Download :

MEDISINA Jurnal Keperawatan dan Kesehatan AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 1 Februari 2015

MEDISINA Jurnal Keperawatan dan Kesehatan AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 1 Februari 2015

HUBUNGAN KEMAMPUAN KELUARGA DALAM MERAWAT BALITA YANG ISPA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) BERULANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA  UPTD PUSKESMAS JATIWANGI KABUPATEN

MAJALENGKA TAHUN 2014

 

Oleh :

Tintin Purnamasari

  

ABSTRAK

 

Kejadian ISPA di wilayah kerja UPTD Puskesmas Jatiwangi pada balita pada bulan Januari-April 2014 sebanyak 1.411 balita dan yang mengalami kejadian ISPA berulang mencapai 215 balita kejadian ISPA berulang salah satunya dipengaruhi oleh kurangnya kemampuan keluarga dalam merawat balita yang ISPA. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kemampuan keluarga dalam merawat balita yang ISPA dengan kejadian ISPA berulang pada balita di wilayah kerja UPTD Puskesmas Jatiwangi Kabupaten Majalengka Tahun 2014.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik yang bersifat deskriptif analitik menggunakan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga yang mempunyai balita dan mengalami ISPA di wilayah kerja UPTD Puskesmas Jatiwangi pada bulan April tahun 2014 yaitu sebanyak 1.411 balita, dengan jumlah sampel sebanyak 94 balita. Sampel yang diambil menggunakan teknik simple random sampling, yaitu sampel  diambil secara acak sederhana. Hasil penelitian menunjukkan kurang dari setengahnya balita mengalami ISPA berulang yaitu sebanyak 42 orang (44,7%).

Kurang dari setengahnya keluarga yang merawat balita ISPA kurang baik sebanyak 37 orang (39,4%). Ada hubungan kemampuan keluarga dalam merawat balita yang ISPA dengan kejadian ISPA berulang pada balita di wilayah kerja UPTD Puskesmas Jatiwangi Kabupaten Majalengka tahun 2014. Saran ditunjukan bagi petugas kesehatan agar meningkatkan pengetahuan masyarakat di bidang kesehatan lingkungan, khususnya tentang upaya keluarga dalam merawat balita yang ISPA agar kejadian ISPA berulang tidak terjadi. Keluarga agar berkonsultasi dengan petugas kesehatan tentang cara merawat balita yang ISPA.

Kata Kunci          :  Kejadian ISPA Berulang.

Link Download :

MEDISINA Jurnal Keperawatan dan Kesehatan AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 1 Februari 2015

MEDISINA Jurnal Keperawatan dan Kesehatan AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 1 Februari 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN POSYANDU OLEH IBU BALITA

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMBERJAYA

KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2014

 Oleh :

Teti Herawati*

*Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka

ABSTRAK

 

Pemanfaatan pelayanan posyandu merupakan upaya pelayanan kesehatan dasar yang penting dalam memantau kesehatan masyarakat terutama ibu dan balita. Pencapaian cakupan partisipasi masyarakat (D/S) di Puskesmas Sumberjaya masih rendah sebesar 40,72% dari jumlah seluruh balita sebanyak 6.709 balita. Ada beberapa pemanfaatan pelayanan posyandu yaitu penimbangan, pemberian vitamin A dan imunisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan posyandu oleh ibu balita di wilayah kerja Puskesmas Sumberjaya Kabupaten Majalengka tahun 2014.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini sebanyak 6.709 ibu balita sedangkan sampel sebanyak 108 responden. Data yang digunakan adalah data primer menggunakan instrumen kuesioner, analisisnya meliputi analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi  dan analisis bivariat menggunakan chi square dengan α 0,05.

Hasil penelitian diperoleh pemanfaatan pelayanan posyandu oleh ibu balita (41,7%) kategori kurang, pendidikan (58,3%) kategori rendah, pekerjaan (26,9%)  kategori bekerja, paritas (25,0%) kategori paritas 1. Ada hubungan yang bermakna antara pendidikan (p=0,013), pekerjaan (p=0,005), paritas (p 0,018) dengan pemanfaatan pelayanan posyandu oleh ibu balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sumberjaya Kabupaten Majalengka tahun 2014.

Saran diajukan bagi ibu balita agar lebih aktif mengikuti penyuluhan kesehatan untuk menambah pengetahuan, melakukan pelayanan kesehatan untuk memantau pertumbuhan balita secara aktif melakukan kunjungan posyandu secara rutin, sehingga berperan aktif dalam memanfaatkan posyandu untuk memantau pertumbuhan balitanya dan menghindari prevalensi gizi balita kurang.

Kata Kunci   :  Pemanfaatan Pelayanan Posyandu

Link Download :

MEDISINA Jurnal Keperawatan dan Kesehatan AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 1 Februari 2015

MEDISINA Jurnal Keperawatan dan Kesehatan AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 1 Februari 2015

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG POSISI TUBUH YANG TEPAT SAAT BEKERJA DENGAN FREKUENSI NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PEKERJA PABRIK GENTENG TOHAGA JATIWANGI TAHUN 2014

 

Oleh :

Sri Wahyuni

 

ABSTRAK

Nyeri punggung bawah merupakan problematik keluhan nyeri yang paling banyak ditemukan dan sangat mengganggu aktifitas kerja sehari-hari. Di pabrik Genteng Tohaga Kecamatan Jatiwangi didapatkan 20 pekerja pabrik tentang nyeri punggung bawah pada umumnya mereka pernah mengalami nyeri punggung bawah 12 kali. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk hubungan pengetahuan tentang posisi tubuh yang tepat saat bekerja dengan frekeunsi nyeri punggung bawah pada pekerja Pabrik Genteng Tohaga Jatiwangi Tahun 2014

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja pabrik genteng Tohaga Jatiwangi yaitu sebanyak 206 orang.  Sampel yang diambil menggunakan teknik total sampling.

Hasil penelitian menunjukkan Sebagian kecil  pekerja pabrik genteng Tohaga Jatiwangi dengan frekuensi nyeri punggung bawah sering yaitu sebanyak 43 orang (20,9%). Pengetahuan pekerja tentang posisi tubuh yang tepat saat bekerja kurang dari setengahnya berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 37 orang (39,4%). Ada hubungan antara pengetahuan tentang posisi tubuh yang tepat saat bekerja dengan Frekeunsi nyeri punggung bawah pada pekerja pabrik Genteng Tohaga Jatiwangi Tahun 2014.

Saran ditunjukan bagi pekerja pabrik agar meningkatkan pengetahuan tentang nyeri NPB agar dapat mengurangi resiko nyeri NPB, dan uapay pencegahannya dapat dilakukan dengan berkonsultasi kepada petugas kesehatan.

Kepustakaan         :  28 Sumber (1999 – 2010)

Kata Kunci            :  Frekuensi Nyeri Punggung Bawah

Link Download :

MEDISINA Jurnal Keperawatan dan Kesehatan AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 1 Februari 2015

MEDISINA Jurnal Keperawatan dan Kesehatan AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 1 Februari 2015

PERBEDAAN KOMPRES HANGAT (SPONGE) DAN KOMPRES

DINGIN DENGAN KOMBINASI ANTIPIRETIK TERHADAP PENURUNAN SUHU TUBUH ANAK DEMAM TIFOID DI RUANG ANAK RSUD MAJALENGKA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015

Oleh :

Rina Nuraeni

ABSTRAK

 

Banyak penyakit yang tanda awalnya demam terutama yang menyerang anak diantaranya demam tifoid. Di Indonesia  demam tifoid terdapat dalam kesadaan endemik. Penderita anak yang ditemukan biasanya berumur diatas satu tahun. Diperkirakan 182.519 anak yang di rawat di RSU di Indonesia terdiagnosa demam tifoid (Depkes RI, 2004), menurut catatan Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka  selama Januari sampai Desember 2013 sebanyak 1.226 anak terdiagnosa demam tifoid, tersebar di seluruh Puskesmas di wilayah kabupaten Majalengka. Menurut catatan medical rekord RSUD Majalengka , anak yang terjangkit demam tifoid sebanyak 408 orang (Januari sampai Desember 2013), di RSUD Cideres yang di rawat dengan diagnosa demam tifoid periode januari sampai desember 2013 berjumlah 118 orang. Usia anak yang di rawat bervariasi antara 1 bulan sampai 14 tahun.

Penelitian  ini  merupakan   penelitian Quasi Experimen  dengan tujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat dengan cara mengadakan intervensi kepada satu kelompok eksperimen, kemudian hasil (akibat) dari  intervensi  tersebut dibandingkan  (Notoatmodjo, 2005). Dalam penelitian ini akan diketahui apakah ada   perbedaan   antara  kompres hangat (Sponge) dan  kompres  dingin  terhadap  penurunan  suhu  tubuh   pada  anak demam tifoid.

Dari hasil penelitian, memperlihatkan hasil penurunan suhu tubuh dari kedua metode kompres  tersebut, dengan rata-rata penurunan suhu pada kompres hangat (sponge) kombinasi antipiretik sebesar 1,99°C dan kompres dingin kombinasi antipiretik sebesar 1,14°C.

Hasil penelitian ini diharapkan pula dapat menstimulasi perawat untuk menggunakan metode kompres hangat (sponge) disamping pemberian antipiretik untuk membantu mengatasi peningkatan suhu tubuh anak dengan demam tifoid.

Link Download :

MEDISINA Jurnal Keperawatan dan Kesehatan AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 1 Februari 2015

MEDISINA Jurnal Keperawatan dan Kesehatan AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 1 Februari 2015

PERBEDAAN FAKTOR PERILAKU PADA KELUARGA BALITA PNEUMONIA DAN NON PNEUMONIA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS MUNJUL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2014

Oleh :

Eti Rohayati

ABSTRAK

Angka kejadian pneumonia yang tinggi maka diperlukan upaya-upaya kesehatan masyarakat dalam mencegah terjadinya pneumonia. Secara umum terdapat tiga faktor risiko terjadinya pneumonia, yaitu faktor lingkungan, faktor individu anak serta faktor perilaku. Kejadian pneumonia pada balita di UPTD Puskesmas Munjul pada tahun 2013 masih menempati 10 besar dengan jumlah kasus sebanyak 298 kasus (8,37%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan faktor perilaku pada keluarga balita pneumonia dan non pneumonia di wilayah kerja UPTD Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka tahun 2014.

Penelitian ini menggunakan penelitian korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu balita pneumonia dan non pneumonia dengan jumlah sampelnya sebanyak 136 keluarga balita pneumonia dan 136 keluarga balita non pneumonia. Uji hipotesis yang digunakan yaitu uji T-Independen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata perilaku pada keluarga balita pneumonia sebesar 64,75% dan rata-rata perilaku pada keluarga balita non pneumonia sebesar 79,05%. Ada perbedaan faktor perilaku pada keluarga balita pneumonia dan non pneumonia terhadap kejadian pneumonia pada balita di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka Tahun 2014 (r value = 0,0001).

Perlunya petugas kesehatan untuk lebih menjaga dan meningkatkan kegiatan penyuluhan pada masyarakat dan keluarga mengenai perilaku yang dapat meningkatkan kejadian pneumonia melalui kegiatan pemberian informasi dan penyuluhan secara rutin.

Link Download :

MEDISINA Jurnal Keperawatan dan Kesehatan AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 1 Februari 2015

MEDISINA Jurnal Keperawatan dan Kesehatan AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 1 Februari 2015

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN METODE PENDIDIKAN SEBAYA (PEER EDUCATION) TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENANGGULANGI HIV AIDS  DI SMAN 1 MAJALENGKA

TAHUN 2014

 Oleh:

Deis Isyana NP

 

ABSTRAK

 

Pendekatan pendidikan sebaya sangat bermakna kolektif, komunikasi lebih lancar dan terjadi perubahan sikap di kalangan remaja untuk pencegahan HIV/AIDS. SMAN 1 Majalengka merupakan salah satu sekolah favorit di Kabupaten Majalengka karena lokasinya yang berada di pusat kota Majalengka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode pendidikan sebaya (peer education) terhadap pengetahuan dan sikap remaja dalam menanggulangi HIV/AIDS.

Penelitian ini menggunakan quasi eksperimen dengan pre-experiment design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X dan XI di SMAN 1 Majalengka Kabupaten Majalengka sebanyak 691 siswa dan sampelnya sebanyak 88 orang. Uji hipotesis yang digunakan yaitu uji-T.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan remaja pada saat pretest sebagian besar berpengetahuan cukup (62,5%) dan postest sebagian besar berpengetahuan baik (55,7%). Sikap remaja pada saat pretest sebagian besar bersikap negatif (55,7%) dan postest sebagian besar bersikap positif (54,5%). Terdapat pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode pendidikan sebaya (peer education) terhadap pengetahuan remaja tentang HIV AIDS (r value = 0,000) dan sikap remaja dalam menanggulangi HIV AIDS (r value = 0,000).

Peer eduication merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja dalam menanggulangi HIV AIDS. Pihak sekolah melalui guru BK atau BP perlu memberi ruang dan kesempatan bagi remaja untuk membentuk dan membangun diskusi di kalangan remaja sebagai cikal bakal terbentuknya peer education.

Link Download :

MEDISINA Jurnal Keperawatan dan Kesehatan AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 1 Februari 2015

MEDISINA Jurnal Keperawatan dan Kesehatan AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 1 Februari 2015

HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL TERHADAP KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIGASONG DINAS KESEHATAN KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2014

Oleh : Aat Agustini

(Dosen AKPER YPIB Majalengka)

ABSTRAK

Jumlah ibu yang mengalami kejadian anemia pada tahun 2013 di wilayah kerja UPTD Puskesmas Cigasong Kabupaten Majalengka dari 675 terdapat 107  ibu (55,8%). Data tersebut menunjukkan lebih dari 50% ibu hamil menderita anemia yang diprediksi berhubungan dengan masalah eksternal seperti pendapatan keluarga, pendidikan dan pengetahuan tentang kesehatan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor eksternal berdasarkan pendidikan, pendapatan dan pengetahuan tentang anemia dengan kejadian anemia pada ibu hamil, Diketahuinya hubungan faktor eksternal berdasarkan pendapatan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja UPTD Puskesmas Cigasong Kabupaten Majalengka tahun 2014.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan case control. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di wilayah kerja UPTD Puskesmas Cigasong Kabupaten Majalengkasebanyak 675 ibu, dengan teknik pengambilan sampel case control. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner sebanyak 15 item pertanyaan terhadap sampel sebanyak 132 responden.

Hasil penelitian menyatakan bahwa kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja UPTD Puskesmas Cigasong Kabupaten Majalengka tahun 2014 didapatkan dari 132 ibu hamil dengan kejadian anemia sebanyak 33 ibu (25,0%), berdasarkan faktor eksternal ibu berdasarkan pendidikan ibu hamil sebanyak 69 ibu (52,3%) pendidikan rendah, berdasarkan pendapatan sebanyak 100 ibu (75,8%) tingkat pendapatan rendah, berdasarkan pengetahuan sebanyak 73 ibu (55,3%) dengan pengetahuan baik. Ada hubungan faktor eksternal ibu berdasarkan pendidikan p = 0,001 (p = < α 0,05), berdasarkan pendapatan  p = 0,001 (p = < α 0,05), dan berdasarkan pengetahuan p = 0,363 (p = < α 0,05), sehingga hipotesis penelitian terbukti.

Bagi institusi pendidikan diharapkan dapat memperbanyak dan mengembangkan literatur  atau kepustakaan, bagi tempat penelitian diharapkan dengan cukup banyaknya kasus anemia maka tenaga kesehatan dapat melakukan penanganan secara langsung dengan cara mengaktifkan kader-kader posyandu untuk melakukan penyuluhan kesehatan kepada ibu-ibu yang sedang hamil.

Link Download

MEDISINA Jurnal Keperawatan dan Kesehatan AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 1 Februari 2015

MEDISINA Jurnal Keperawatan dan Kesehatan AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 1 Februari 2015

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN BAYI PREMATUR DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2014

 Oleh :

Rahayu Setyowati

ABSTRAK

Perawatan bayi prematur merupakan hal penting yang perlu diketahui ibu  dengan bayi prematur dalam meningkatkan pertumbuhan bayinya. Kejadian bayi prematur di RSUD Cideres periode bulan Januari –Oktober tahun 2014 masih tinggi yaitu 89 bayi (5,2%) dengan pengetahuan perawatan bayi prematur masih kurang sebesar 40,0% yang berkaitan dengan pendidikan dan pekerjaan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pendidikan dan pekerjaan dengan pengetahuan ibu tentang perawatan bayi prematur di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka tahun 2013

Penelitian ini menggunakan metode analytic dengan desain penelitian cross sectional. Populasi dan sampel penelitian ini seluruh ibu dengan bayi prematur periode April-Juni tahun 2013 sebanyak 38 responden dengan teknik Total Sampling. Data yang digunakan adalah data primer dari pengumpulan kuesioner responden. Pengolahan data melalui analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi dan analisis bivariat menggunakan uji Chi Square (α 0,05).

Hasil penelitian diperoleh kurang dari setengahnya pengetahuan ibu tentang perawatan bayi prematur kategori kurang sebesar 28,9%, lebih dari setengahnya kategori pendidikan rendah sebesar 57,9%, lebih dari setengahnya kategori tidak bekerja sebesar 52,6%. Hasil penelitian disimpulkan ada hubungan pendidikan dengan pengetahuan ibu tentang perawatan bayi prematur (ρ value  0,027), ada hubungan pekerjaan dengan pengetahuan ibu tentang perawatan bayi prematur (ρ value  0,049), sehingga hipotesis penelitian terbukti.

Saran bagi petugas kesehatan agar meningkatkan pengetahuan ibu yang memiliki bayi prematur dalam menunjang asuhan sesuai standar manajemenn BBLR dan prematur melalui konseling, latihan maupun praktek, dan bagi ibu dengan bayi prematur agar aktif untuk mendapatkan informasi melalui konseling saat praktik untuk menambah pengalaman dalam melakukan asuhan bayi prematur sesuai standar.

Kata Kunci   :  Pendidikan, Pekerjaan, Pengetahuan Perawatan Bayi Prematur

Link Download

MEDISINA Jurnal Keperawatan dan Kesehatan AKPER YPIB Majalengka#Volume I Nomor 1 Februari 2015