05. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BALITA STUNTING DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS SINDANG KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2019

Oleh : Heni

(STIKes YPIB Majalengka)

Email : heniediani@gmail.com

ABSTRAK

Masalah stunting pada anak perlu mendapatkan perhatian yang serius disamping mengakibatkan kerugian bagi pemerintah, juga berdampak buruk baik jangka pendek maupun jangka panjang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian balita stunting di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sindang Kabupaten Majalengka Tahun 2019.

Jenis penelitiannya yaitu penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 59 balita stunting di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sindang Kabupaten Majalengka dengan teknik simple random sampling. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 27 Mei – 27 Juni tahun 2019. Analisis datanya meliputi analisis univariat dengan distribusi frekuensi dan analisis bivariat dengan uji chi square.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian kecil (23,7%) balita mengalami tinggi badannya sangat pendek, lebih dari setengah (55,9%) balita dengan riwayat pemberian ASI tidak eksklusif, lebih dari setengah (61,0%) balita dengan ibu berpendidikan dasar dan lebih dari setengah (54,2%) balita dengan pendapatan keluarga rendah.  Ada hubungan riwayat pemberian ASI eksklusif (r = 0,010) dan pendapatan keluarga (r = 0,007) dengan kejadian balita stunting, sedangkan pendidikan ibu tidak berhubungan (r = 0,360) dengan kejadian balita stunting di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Sindang Kabupaten Majalengka Tahun 2019.

Upaya untuk mencegah kejadian stunting, maka petugas kesehatan bekerja sama dengan kader untuk melaksanakan kegiatan posyandu secara rutin setiap bulan, memotivasi ibu untuk membawa anaknya ditimbang ke posyandu setiap bulan, memberikan penyuluhan kepada ibu tentang stunting dan ASI secara eksklusif dengan metode yang lebih menarik dan mudah dipahami seperti menggunakan leaflet atau poster.

Kata kunci       : Stunting, Balita, Gizi  

MEDISINA Jurnal Keperawatan dan Kesehatan AKPER YPIB Majalengka#Volume IV Nomor 7 Februari 2018

PERBEDAAN FAKTOR PERILAKU PADA KELUARGA BALITA PNEUMONIA DAN NON PNEUMONIA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS MUNJUL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2017

Oleh : Wawan Kurniawan1, Aat Agustini2

1Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan YPIB Majalengka
2Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan YPIB Majalengka

ABSTRAK

Angka kejadian pneumonia yang tinggi maka diperlukan upaya-upaya kesehatan masyarakat dalam mencegah terjadinya pneumonia. Secara umum terdapat tiga faktor risiko terjadinya pneumonia, yaitu faktor lingkungan, faktor individu anak serta faktor perilaku. Kejadian pneumonia pada balita di UPTD Puskesmas Munjul pada tahun 2016 masih menempati 10 besar dengan jumlah kasus sebanyak 298 kasus (8,37%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan faktor perilaku pada keluarga balita pneumonia dan non pneumonia di wilayah kerja UPTD Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka tahun 2017.
Penelitian ini menggunakan penelitian korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu balita pneumonia dan non pneumonia dengan jumlah sampelnya sebanyak 136 keluarga balita pneumonia dan 136 keluarga balita non pneumonia. Uji hipotesis yang digunakan yaitu uji T-Independen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata perilaku pada keluarga balita pneumonia sebesar 64,75% dan rata-rata perilaku pada keluarga balita non pneumonia sebesar 79,05%. Ada perbedaan faktor perilaku pada keluarga balita pneumonia dan non pneumonia terhadap kejadian pneumonia pada balita di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Munjul Kabupaten Majalengka Tahun 2017 ( value = 0,0001).
Perlunya petugas kesehatan untuk lebih menjaga dan meningkatkan kegiatan penyuluhan pada masyarakat dan keluarga mengenai perilaku yang dapat meningkatkan kejadian pneumonia melalui kegiatan pemberian informasi dan penyuluhan secara rutin.

Kata Kunci : keluarga, balita, pneumonia

Download